Rabu, 14 September 2011

Surat Kecil Untuk Tuhan


Bogor Trade Mall

Jenis Film       : Drama/family
Produser         : Sarjono Sutrisno
Produksi         : Skylar Pictures








Surat kecil untuk Tuhan, merupakan Film yang saya tonton bersama rekan kerja saya yaitu mba Ratri. Pada awalnya saya ingin menontonnya namun tak ada teman yang menemani. Eh, akhirmya mba ratri mengajak saya untuk menonton film ini. Sewaktu menonton film ini mba ratri nangis sampai kejer, seperti orang yang bener-bener berduka. Memang sih, itu film itu pada tengah-tengah sedih. Untuk seorang ibu-ibu seperti mba ratri, pastinya menonton film ini akan hujan air mata. So, udah pasti jiwa ibu-ibu akan keluar.

Film itu menceritakan seorang remaja berumur 13 tahun yang menderita penyakit kanker. Pastinya bukan kanker (kantong kering), heheee. Jenis kanker yang diidap oleh keke yaitu Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Kanker itu menggerogoti matanya, hingga bengkak. Keke, dalam suasana sakit seperti itu ternyata dalam keluarganya sedang tidak harmonis. Setiap hari ibu dan bapaknya berantem sampai pada akhirnya mereka berpisah. Kaka laki-laki keke, setiap hari menghabiskan waktunya diluar rumah karena dia juga tidak menyukai kondisi rumah yang lagi memanas diantara kedua orang tuanya.  

Namun ditengah kondisi sakit itu semangat belajar keke masih menyala, sampai-sampai keke pun masih memegang juara pertama di kelas. Heran campur bangga orang tua nya keke. Bapaknya keke yang juga kepala yayasan tempat keke sekolah merasa heran kalau keke bisa juara pertama. Ayah keke berkata kepada wali kelas keke: “ jangan karena saya menjadi kepala yayasan ini dan kasihan pada keke, lantas keke diberi juara satu di kelasnya”. Wali kelasnya menjawab: “pak, ini bukan nilai karena bapak kepala yayasan ini dan juga bukan karena kasihan pada keke. Namun memang murni ini adalah hasil keke sendiri. Ini adalah daftar nilai keke”. Itu sepertinya menjadi pesan singkat dalam film ini, semangat blajar harus tetap berkobar walaupun kondisi kita selagi sakit namun kita harus tetap semangat.

Keke tetap belajar dengan meminjam buku catatan dari temannya dan memaksa untuk ikut ujian nasional. Walaupun kondisinya sudah tidak memungkinkan. Keke selalu bilang ingin  seperti bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan. Keke dengan berlumuran darah yang keluar dari hidung tetap ikut ujian nasional. Namun sesudahnya ujian nasional keke pingsan, dan dilarikan ke rumah sakit, sampai akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar