Senin, 23 April 2012

Beralihnya fungsi Handphone




Pertama kali membaca tema ini aku teringat saat duduk di kelas 3 SD kira-kira tahun 1997, saat itu pertama kali mendapatkan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS, salah satu materi pelajarannya yaitu bahwa manusia itu bersifat sebagai “makhluk sosial, sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam kehidupannya”. “Manusia tidak hidup sendirian selalu berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya”.

Saat dahulu sebelum adanya media untuk berinteraksi antar sesama manusia, manusia berinteraksi dengan saling tegur sapa, berkunjung untuk bersilahturahmi dan lain-lain. Namun pada era globalisasi ini yang dinamakan berinteraksi tidak hanya harus saling tatap muka, akan tetapi bisa dilakukan dengan menggunakan suatu media untuk saling berkomunikasi salah satunya yaitu handphone.

Aku mengenal handphone saat aku duduk di kelas V SD, kira-kita tahun 2000. Handphone yang pertama aku kenal ialah handphone yang masih ada antena panjang ke atas dan bentuknya besar. Handphone pada saat itu hanya berfungsi untuk menelpon dan mengirim SMS (Short Message Service). Aku sebagai anak kelas V SD belum mengenal Handphone seperti anak SD zaman sekarang, saat itu aku hanya tahu namun tidak mengerti cara menggunakannya alias masih gaptek (gagap teknologi).
Kelurgaku yang pertama kali mempunyai handphone yaitu kakaku, handphone pertama kakaku yang memiliki antena ke atas dan bentuknya besar. Kakaku bekerja di luar kota sehingga membutuhkan handphone untuk memudahkan komunikasi dengan keluarga sedangkan di rumah masih menggunakan telepon rumah. Tipe handphone pun mulai berkembang saat aku SMP mulai beredar handphone dengan body sedikit ramping dan tidak lagi ada antena saat itu dikenal dengan handphone monoponik yang masih belum berwarna dan layarnya monokrom. Handphone berkembang pesat lalu muncul Handphone poliponik  yang sudah berwarna dan dilengkapi dengan aplikasi radio, memiliki handphone jenis tersebut rasanya sangat mewah dikala itu. 

Saat aku SMA, muncul handphone yang lebih canggih yaitu dengan dilengkapi aplikasi MP3 dan kamera 1,3 MP. Aku pertama kali mempunyai handphone saat kelas 3 SMA yaitu sekitar tahun 2007, karena aku sudah dirasa memerlukannya untuk komunikasi dengan teman-teman dan kakak alumni sekolah dalam mencari informasi kuliah. Rasanya perkembangan handphone sama dengan perkembangan sekolah aku, saat aku kuliah sekitar tahun 2008 muncul handphone yang dilengkapi dengan aplikasi browsing internet.

Zaman sekarang handphone sudah bermacam-macam operating system (OS) yang paling dikenal oleh masyrakat luas yaitu OS blackberry, android dan iphone. Awalnya jenis handphone yang dilengkapi dengan OS tersebut hanya digunakan oleh para pengusaha dan bisnis man ataupun bisnis women, karena adanya kemudahalan dalam aplikasi membuka aplikasi email. Namun semakin berjalannya waktu pun handphone OS blacberry, android dan iphone banyak digunakan oleh masyarakat umum, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan dan lain-lain.

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia dengan pengguna Blackberry terbesar sekarang ada suatu opini yang muncul di masyarakat bahwa blackberry sudah dijadikan sebagai gaya hidup. Hal ini dapat dilihat dari banyak para ibu rumah tangga yang menggunakan blackberry hanya untuk bisa berkomunikasi dengan ibu rumah tangga lainnya via BBM (Blackberry Messanger), bisa memudahkan belanja online, dapat melihat resep masakan atau kue dengan mudah kapan dan dimana saja bisa browsing. Mahasiswa yang masih berpredikat sebagai pelajar pun tidak kalah dengan mereka yang sudah berpenghasilan, hal ini terlihat dari banyak mahasiswa (pelajar) yang sudah menggunakan blackberry padahal hal ini tidak terlalu membutuhkan dari fungsi dan lebih menonjolkan dari gengsi semata. Karyawan pun hampir semuanya sudah menggunakan blackberry padahal dari segi fungsi tidak terlalu butuh sedangkan yang tidak menggunakannya bisa dihitung dengan jari.

Tingginya pengguna blackberry membuat banyaknya komunitas sosial media di lingkungan internal para pengguna blackberry. Hal ini membuat yang tidak menggunakan blackberry kadang-kadang mengalami ketinggalan informasi, mendorong untuk orang yang awalnya tidak menggilai blackberry membuat tertarik untuk menggunakannya karena alasan tersebut (Sedikit Pengalaman yang aku alami). Aku sekarang sudah merasa membutuhkan untuk menggunakan blackberry karena teman-teman hampir semuanya sudah menggunakannya, hal ini bertujuan untuk lebih memudahkan informasi saja. Teman yang telah menggunakan blackberry sering malas jika komunikasi dengan menggunakan SMS, mereka lebih membujuk aku untuk menggunakan blackberry juga. Waktu ini aku belum menggunakan blakcberry masih dalam proses menabung, sebenarnya ada ketakutan juga yang melanda hati ini, aku takut setelah menggunakan blackberry hidup aku terjajah oleh yang namanya gadget. Aku pernah membaca dalam suatu buku “Bahwa kita jangan menjadi budaknya gadget”. Hal ini dimaksudkan karena para pengguna blackberry sering lebih menunduk berjam-jam matanya sambil memandangi layar dan jarinya terus memencet handphone sehingga banyak hal penting yang terbengkalai.  

Menurut aku perkembangan teknologi terutama handphone ini tidak bisa dihindari lagi dan pastinya akan membutuhkan juga guna mendukung kelangsungan hidup sehari-hari. Namun kita pun harus jeli terhadap perkembangan yang ada, sebaiknya bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai kalau kita harus menjadi budaknya gadget. Alangkah lebih bagusnya kita sebagai generasi muda bisa lebih pintar dan maju dengan adanya pendukung teknologi yang berkembang sekarang ini.  


Minggu, 15 April 2012

Langkah Untuk Menjadi Warga Dunia


Selasa dan Kamis jam 16.00 aku dan Naya bersamaan mengikuti kursus bahasa Inggris di TBI Padjajaran (Bogor). Selasa sore ini ternyata aku datang lebih awal, sambil menunggu kursus dimulai aku duduk-duduk di kelas sambil mendengarkan musik. Tiba-tiba ada yang menepuk aku dari belakang dan ternyata itu Naya. Tidak lama setelah Naya datang kelas pun mulai ramai dan waktu hampir menunjukan pukul 16.00 WIB.

Good day kata Mr Christian (Guru bahasa Inggrisku) menyapa semuanya.Tiba-tiba ada salah seorang temanku rudi yang langsung berkata well class it time for us to say good day teacher. Before we learn let’s pray to together begin…. finish. Sudah menjadi kebiasaan sebelum memulai belajar semuanya berdoa terlebih dahulu.

Kursus berlangsung dengan sangat hikmat bagaikan sedang mengikuti upacara bendera di hari senin. Aku memperhatikan yang dikatakan Mr Christian dan sekali-kali mencatat bila ada yang penting. Tiba-tiba disela-sela kursus berlangsung Mr Christian bertanya pada semua “apa yang ingin kalian dapatkan dengan kurus Bahasa Inggris di TBI ini?” satu persatu semua menjawab dengan alasan masing-masing. Tiba pada giliranku yang harus menjawab “I want to speak fluent in english so I can be a citizen of the world”.

Aku berharap dengan menjadi warga dunia lembar demi lembar pasport bisa terisi oleh cap dari berbagai negara. Jika sekarang baru satu lembar pasport yang terisi dengan cap Singapura maka ke depannya aku berharap bisa mengunjungi Amerika, Afrika dan Australia. Semoga semuanya menjadi kenyataan. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog


Sabtu, 07 April 2012

The First Road To Singapore


Pukul 09.00 sampai di Changi airport Singapura dan selanjutnya bergegas untuk mencari hotel yang telah kami pesan sebelumnya untuk check in.

Annisa  : Miss, I want to check in, (sambil menunjukan print out pembayaran hotel)
Miss     : Ok, is the key and there is room on the 3rd floor
Annisa : Thank you

Setelah meletakan tas kami langsung jalan-jalan menyusuri kota di Singapore dengan berbekal sebuah peta. Kami memilih Bugis sebagai tujuan pertama yang akan dikunjungi, karena Kami tidak membawa persiapan baju. Bugis adalah tempat menjual barang-barang murah mulai dari aksesoris sampai pakaian, kalau jakarta punya Mangga Dua maka singapura punya bugis street.

Annisa : Excuse me madam..?, can I see a red tshirt with extra large size…?
Madam : Ok
Annisa : How much is this shirt…?
Madam : 12 SGD$


Aku belum percaya diri untuk langsung berbicara menggunakan Bahasa Inggris dengan bule karena kemampuan bahasa Inggrisku pasif. Saat mendengarkan Annisa berbicara dengan bule aku hanya diam dan mengamati percakapan mereka. Aku mengerti yang mereka ucapkan, namun susah untuk bicara menggunakan Bahasa Inggris.

Annisa cukup piawai dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris karena dahulu pernah kursus di The British Institute (TBI). Sepulang liburan dari Singapura aku ingin belajar conversation dan kursus Bahasa Inggris di TBI padjajaran (Bogor). Aku baru menyadari kalau bahasa Inggris zaman sekarang sangat penting bukan hanya untuk kebutuhan dan tuntutan bekerja tetapi saat jalan-jalan ke luar negeri Bahasa Inggris dibutuhkan untuk berkomunikasi.


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Entry

Kamis, 05 April 2012

Detik- Detik She's Last Day (Mimi)


Ya Tuhan…
Dua hari kemaren aku tidur dan berdiri seperti dibayang-bayangi oleh ketakutan mengenai ketidaksiapan aku sendiri. Aku tidur namun pikiran entah melayang dan hinggap jatuh dan kembali berdiri tegap pada tempat yang ada di ujung sana. Semakin jarum jam berputar semakin ketakutan itu terus-terusan membayangi aku sehingga aku berlari ke sini namun tetap saja bayang-bayang itu ada di hadapan aku. Kemaren aku masih bisa berdiri tegap didepannya, masih bisa tertawa menemani datangnya sore yang dikala aku berbeda jam kerja, aku harus bekerja bagian dinas sore sedangkan dirinya bagian dinas pagi. Namun perbedaan jam kerja tidak pernah menghalangi kebahagian kami, karena kami selalu dipersatukan saat datang sore yaitu saat harus melaksanakan solat ashar, pastinya kami melaksanakan secara bersama-sama.

Senyum yang aku torehkan diwaktu itu membawa ke dalam lamunan yang sunyi, yang terpecahkan oleh suara gemerincik air hujan. Lamunan itu membawa aku ke dalam bayang-bayang yang akan terjadi saat esok dan lusa, aku hanya sedikit berpikir mampukah aku berdiri tegap dan senyum seperti hari ini…???

Today
Aku bangun tidur jam 10.00 WIB, bisa dikatakan bangun siang karena semalam aku bisa tidur pukul 01.00, maklum habis dinas sore. Bangun tidur seperti langsung disamber petir, saat aku ingat dengan hari ini. Hari dan tanggal yang aku takutkan akhirnya datang juga. Waktu telah datang untuk menjemput Mimi dari tempat kerja yang sekarang untuk berhijrah ke tempat lain. Hari ini walaupun telah menorehkan sejarah untuk Mimi dan juga perpisahan tempat kerja, namun tidak boleh ada air mata yang mengalir. Pukul 14.30 aku tiba dikantor, kita berkumpul bersama-sama, makan-makan, ketawa-ketawa dan foto-foto hampir disetiap sudut Mimi ingin di foto, karena katanya “suasana seperti ini tidak akan dia temui lagi”. Pukul 17.00 WIB aku melaksanakan solat ashar  bersama Mimi aku masih bisa tertawa. Namun saat pukul 17.30 saat-saat detik perpisahan rasanya air mata yang aku tahan sejak kemaren sulit untuk aku tahan lagi.