Minggu, 13 Januari 2013

Review Film Ainun & Habibie


Penghujung tahun 2012 layar bioskop Indonesia menyajikan beberapa film Indonesia setelah sebelumnya film 5 cm, maka di tanggal 20 Desember ini premiere film Ainun & Habibie. Film Ainun & Habibie ini diangkat dari buku Ainun & Habibie, yang berisi cerita awal pertama Ainun dan Habibie bertemu sampai akhirnya maut memisahkan. Film ini dibintangi oleh Reza Rahadian menjadi tokoh utamanya sebagai Rudi habibie dan Bunga Citra Lestari yang menjadi tokoh Ainun.

Sinopsis
Film ini bercerita tentang awal pertama Ainun dan Rudi Habibie bertemu, saat  masih satu sekolah, Rudi Habibie menjadi kakak kelas Ainun. Ainun dan Rudi Habibie di sekolah dikenal sebagai siswa yang pandai, sehingga ada salah seorang gurunya yang berkata “kalian adalah pasangan yang cocok”. Saat disekolah Rudi Habibie pernah diajak taruhan sama teman-temannya supaya beliau mengejek Ainun dan bilang tidak cantik, semula teman-temannya Rudi mengira kalau Rudi tidak akan berani mengatakannya. Saat Ainun lagi berbincang-bincang dengan temannya dan Rudi lagi berjalan bersama temannya pula, tiba-tiba Rudi menghampiri Ainun, “Hei Ainun, kamu jelek, hitam lagi, tidak cantik”.

Sejak saat itu mereka tidak pernah ketemu lagi, sampai Ainun kuliah dan lulus di Universitas Indonesia mengambil jurusan kedokteran dan Rudi habibie kuliah S1 di Jerman mengambil jurusan pesawat terbang. Saat itu kakaknya Rudi disuruh ibunya untuk mengantarkan makanan kepada keluarga Basari yang tiada lain adalah kelurganya Ainun. Rudi Habibie yang saat itu ikut ke keluarga Basari dan nunggu di mobil, karena kakaknya lama sekali didalam rumah kelurga Basari, maka rudi Habibie memutuskan untuk menyusulnya ke dalam rumah keluarga Basari, karena saat itu pintu rumah kebuka dan terdengar suara mesin jahit dengan seorang perempuan sedang menjahit, perempuan itu adalah Ainun, seketika saat melihat perempuan itu, Rudi Habibie langsung mengenalinya dan berkata “Gula Jawa sudah berubah jadi gula pasir, Ainun cantik sekali” ucap Rudi Habibie. Itu merupakan  pertemuan pertama setelah lulus SMA, singkat cerita Rudi Habibie melamar dan menikah dengan Ainun kemudian ikut tinggal di Jerman.

Hidup sebagai pasangan pengantin baru berada di Negara orang yang jauh dari campur tangan kedua keluarga yaitu keluarga Habibie dan Kelurga Basari. Mereka hidup sederhana, karena saat itu Rudi Habibie masih menyelesaikan program S3 dan bekerja di kampus membantu proyek dosen. Hidup di jerman dilalui dengan lika liku kehidupan terutama persoalan ekonomi yang terus melilit setelah hadirnya Ilham dan Thareq. Namun Ainun dan Habibie pantang menyerah. Habbie terus mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaan utamanya yaitu menyelesaikan program S3 sedangkan Ainun di rumah mengurusi anak-anak.

Sinopsisnya bersambung dulu yah, nanti dilanjut lagi

Kelebihan
Saat menonton film ini seperti sedang menonton sejarah Indonesia. Selain itu saat Rudi Habibie presentasi di Perusahaan kereta api di jerman, penbaran rumus fisikanya detail sehingga seperti sedang belajar fisika.

Kekurangan
Artis yang dipilih untuk memerankan tokoh Ainun sungguh disayangkan kenapa harus Bunga Citra Lestari…??? Menurut pendapat saya Ainun adalah sosok yang intelektual, penuh dedikasi dan lembut kurang cocok jika diperankan oleh Bunga Citra Lestari, saya lebih setuju jika yang memerankan tokoh Ainun itu adalah Dian Sastrowardoyo.

Saya mendengar beberapa alasan teman-teman saya yang tidak menonton film ini karena pemeran Ainun nya adalah Bunga Citra Lestari. Sebenarnya alasan teman-teman saya yang seperti itu adalah salah besar, kalau tidak mau menonton jangan menyalahkan karena tokohnya siapa. Akan tetapi saya sangat menyangkan jika tidak menonton film ini.

Pemilihan Aktor yang memerankan Ilham dan Thareq kurang pas, pada film itu Reza Rahardian yang memerankan tokoh Rudi Habibie terlihat lebih muda di bandingkan dengan yang mmerankan tokoh Ilham dan Thareq. Seharusnya kan tokoh Bapak lebih terlihat tua dibandingkan dengan anaknya.
Saya kurang setuju saat adegan di Jerman, Rudi Habibie pulang larut malam dengan kaki berdarah karena sepatu yang dipakainya bolong sedangkan di luar sedang turun salju dan udara begitu dingin sedangkan Ainun menunggu Rudi Habibie datang sambil membuat sayur sop untuk makan malam. Setibanya di rumah, melihat kaki rudi Habibie berlumur darah dan sepatu bolong, Ainun menangis dan minta pulang ke Indonesia. “aku ingin pulang ke Indonesia, jerman adalah duniamu bukan duniaku sementara dunia aku adalah Indonesia” ucap Ainup saat itu kepada Rudi Habibie.

Adegan itu berbeda dengan bukunya, kebetulan saya membaca bukunya juga. Pada bukunya kalau Ainun itu adalah sosok yang tidak pernah mengeluh dan selalu sabar walaupun saat itu keadaan ekonominya sedang buruk.
Selain itu juga saya tidak setuju dengan sosok wanita yang buka baju depan Rudi habibie di kantornya. Adegan itu kalau saya perhatikan di dalam bukuya tidak ada yang seperti itu. Walaupun sebenarnya adegan itu sengaja diadakan untuk menuai konflik.

Ada beberapa adegan saat perbincangan Ainun da Habibie dengan sebutan “aku dan kamu”, rasanya janggal jika panggilan mereka seperi itu. Namun saya juga tidak tahu pasti apa memang seperti itu panggilannya atau pangggilan tersebut hanya terjadi di filmnya saja.

Hal yang Mengganggu saat Film Berlangsung
Film tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya sponsor. Sponsor utama dari film ini yaitu wardah. Ada beberapa adegan yang mengganggu saat berlangsungnya film yang diakibatkan oleh ulah sponsor. Adanya sponsor tidak salah malah sangat membantu, namun seharusnya masuknya ke dalam film juga jangan terkesan dipaksakan dan tidak masuk akal.

Pertama, saat Thareq memberikan hadiah satu box chocolatos kepada Ainun & Habibie, terkesan dipaksakan karena pada saat itu chocolatos belum ada sehingga tidak masuk akal jika pada zaman itu chocolatos sudah ada.
Kedua, saat penggunaan e-toll itu juga terkesan dipaksakan dan tidak masuk akal karena pada saat itu layanan e-toll belum ada.
Ketiga, saat Ainun mau pidato dalam peresmian yayasannya, Ainun juga di makeup oleh tim wardah, padahal sebenarnya saat itu wardah belum ada di masa itu. Hal ini pula pesan sponsor yang dipaksakan.
Keempat, Majalah yang dibaca oleh Ainun ternyata majalah femina, apakah mungkin saat itu majalah femina sudah ada dan benar di baca oleh Ainun.

Penilaian
All out acting dari Reza Rahardian bagus sementara Bunga Citra Lestari menurut saya kurang menghayati perannya sebagai Ainun. 

Bintang 3 untuk film Ainun & Habibie, dari segi cerita yang disampaikan bagus sampai membuat saya terharu dan berharap memiliki cinta sejati seperti itu, akan tetapi jika ini film bukan menceritakan tentang tokoh nasional Habibie yang merupakan orang jenius di Indonesia dan juga mantan Presiden Indonesia ke 3 apakah saya akan memberikan bintang 3 juga…??? Kalau itu jawabannya entahlah. Saya tidak tahu, memberikan bintang 3 ini berdasarkan penilaian subjektif atau objektif.

Pesan yang disampaian
Habibie akan pulang ke Indonesia jika bangsa Indonesia yang memanggilnya dan membutuhkan kehadiran dirinya. Oleh karena itu setelah surat perintah dari presiden Soeharto yang meminta Habibie untuk pulang karena bangsa Indonesia membutuhkan dirinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka habibie pun tidak butuh waktu laa untuk langsung pulang ke Indonesia bersama Ainun, Ilham dan Thareq. Pesan yang hendak ingin disampaikan dari ini ialah untuk lebih mencintai tanah air.
Habibie dan Ainun adalah satu bahkan saat Ainun terbaring di rumah sakit Habibie tidak ernah meninggalkannya. Solat berjamaah bersama dan pernah membantu Ainun untuk mengambil wudu. Saat habibie sibuk dengan urusan kenegaraan Ainun degan setia menemaninya kemanapun Habibie pergi. Pesan yang hendak ingin disampaikan yaitu cinta sejati dan kesetian.

Kesehatan adalah segala-galanya, walaupun Ainun sudah pernah di perasi pengangkatan Ovarium namun tetap harus waspada kangker itu datang kembali. Akivitas yan berjibun walaupun beliau adalah orang jenius namun tetap harus istirahat yang cukup dan di supplai dengan multivitamin supaya badan tetap sehat saat bekerja. Pesan yang hendak ingin disampaikan harus lebih menjaga kesehatan

Hal yang menyentuh
Saat adegan Indonesia lagi guncang terjadi demo dimana-mana. Bermalam-malam Rudi Habibie menghabiskan waktunya di ruang kerja rumahnya dengan ditemani buku yang tebal tanpa tidur dan istirahat. Ainun berkata “Pah, kamu ini bukan superman, kamu itu pemimpin Negara bagaimana bisa kamu pimpin 200 juta orang sementara kamu sendiri tidak bisa pimpin tubuhmu sendiri”

Saat Ainun diberitahu dokter rumah sakit mengindap kangker ovarium stadium 3 dan sahabatnya Ainun menyarankan untuk memberitahu Rudi Habibie tentang penyakit yang dideritanya. Saat itu Ainun menjawab “aku ini harus kuat bangsa ini sedang membutuhkan suamiku”

Sebelum Ainun pergi ke Jerman untuk berobat, beliau menulis resep obat yang biasa Rudi Habibie minum. Resep itu ditulis diatas kertas lalu disimpan di atas meja kamar tidurnya dengan judul “Obat untuk Bapak”.

Saat Ainun terbaring di rumah sakit di Jerman pertama kali sadar yang ditanyakan oleh Ainun “kamu sudah minum obat”, Rudi habibie pun menjawab “hei aku ini tidak sakit, jangan pikirkan saya, kamu harus kuat”. Ainun dengan terbata-bata menjawab “kamu jangan takut kehilangan, kita ini satu”.

Rudi Habibie memutuskan untuk tidak mencalonkan lagi sebagai presiden Repubilik Indonesia. Setelah itu Ainun da Habibie pergi ke PT Dirgantara Indnesia disana Habbie meneteskan air mata “jka bangsa ini percaya pada pesawat N-250 ini maka perekonomian Negara akan berkebambang dan akan lebih diakui olehbangsa lain” ucapnya kepada Ainun.

Hal yang didapat setelah menonton Film Ini
Ini saya menulis dari kacamata saya sendiri, ternyata menjadi menteri, menjadi orang nomor satu bahkan keluarga dari orang nomor satu Indonesia itu tidak enak karena banyak waktu yang tersita yang seharusnya untuk keluarga malah terbagi untuk Negara juga.

Quote Notes
Kamu itu orang yang paling keras kepala, namun apabila aku harus mengulangi hidupku aku tetap akan pilih kamu.

Saran
Berbicara dari kacamata saya sendir saya menyarankan untuk membaca bukunya juga “Habibie & Ainun” karena dibukunya lebih dijelaskan kronologi kejadiannya. Sebenarnya wajar saja jika buku yang setebal 323 halaman di buat film dengan durasi 1,5 jam lebih dipersingkat isi ceritanya.

2 komentar:

  1. selalu ada yg sdkt berubah ya kl sebuah buku di filimkan bahkan utk sebua kisah nyata sekalipun..

    BalasHapus
  2. Semoga bisa mendapatkan pasangan hidup yang setia dan saling membahagiakan seperti Pak Habibie...:)

    BalasHapus