Senin, 26 Maret 2012

Balada Soto Isobabat VS Soto Mie


Tak disngka
Tak diduga
Tak dikira

Senin pagi tadi (260312) sepertinya menjadi senin yang buruk yang aku lalui. Aku mengatakan seperti itu karena ada sedikit kisruh kecil dengan seorang teman yang biasanya akrab, namun berubah dingin hanya gara-gara adanya sedikit perdebatan. Yah… sebut saja teman itu adalah Mimi.

Ada apa lagi sich dengan Mimi…??? (bukannya pada posting sebelumnya menulis pula tentang Mimi). Pagi tadi Mimi marah dan kesel sampai dia tidak mau ngomong sampai siang hari. Mimi kesel dengan bicara agak sedikit jutek dan berbeda dengan biasanya. Aku yang sehari-harinya dekat dengan Mimi pastinya sudah mengetahui saat mimi lagi marah, saat mimi lagi kesel, saat mimi lagi bete, saat mimi lagi sedih bahkan saat mimi senang pun aku tahu itu, karena mimik rona wahah Mimi yang ekspresif, sehingga aku bisa membaca rona yang tergaris pada wajahnya.

Ya Allah maavkan aku jika tadi aku sempat terhanyut emosi dengan sikap Mimi tadi dengan membalas sikap dingin Mimi. Aku tahu seharusnya aku yang mengalah. Namun ternyata aku pun masih bersikekeh dengan keinginan dan sikap ketidakenakan aku kepada orang lain. Ya Allah, apakah tadi aku terlalu menjaga citra diri dengan berusaha memegang janji kepada teman…??? Sehingga aku terhanyut dengan mengabaikan Mimi yang konon aku tahu bahwa kebersamaan aku dengan Mimi hanya tinggal menghitung jari. 


Siang hari sepertinya saat-saat paling jahat yang aku lakukan tadi. Aku pergi makan siang dengan seorang teman namun tidak ada kehadiran Mimi. Kita makan siang berada pada tempat yang berbeda, aku yang tidak tahu akan keberadaan Mimi makan siang dimana…???. Saat aku pergi untuk makan siang pun Mimi sudah tidak tampak lagi di ruangannya. Pesan singkat yang aku kirimkan pun dihiraukan olehnya  seperti semilir angin saja. Namun itu cukup membuat aku tidak tenang, berarti sebagai pertanda kalau Mimi benar-benar marah. Kali ini adalah kali keduanya aku berdebat soal meja makan dengan Mimi, namun kali ini adalah perdebatannya lumayan sengit sampai adu bersikap dingin.

Mimi yang gemar dengan soto kuning isobabat mengajak aku untuk makan siang disana. Namun aku yang sudah terlanjur janji sebelumnya dengan teman lain berencana akan makan soto Mie. Keduanya tidak ada yang mau mengalah, Mimi tidak mau ikut makan siang dengan aku dan teman lainnya dan aku pun tidak mau makan soto kunng isobabat tersebut.

Kekesalan Mimi pun mulai meluntur saat Mimi membuka Blog dan Mimi membaca postingan aku sebelumnya, bisa di baca disini. Saat itu aku yang sedang mengobrol dengan teh rina (aku anggap sebagai konsultan blog), Mimi menghampiri aku dan menyinggung soal postingan aku di blog. Aku cuman senyum-senyum tersipu malu hehee… aku cuman bilang iyah aku menulis tentang dirinya. Kembalinya Mimi ke ruanganya tidak lama kemudian, aku menyusul dirinya dan meminta maav kepadanya dan suasana pun sudah kembali mencair. Perdamaian Kami ditandai dengan cantelan tangan heheee… Kami berdua mungkin seperti anak kecil yang masih menganut paham jika berantem tidak boleh lama-lama dan tidak boleh lebih dari 3 hari. Aku bersykur pada Allah karena kami berantem hanya berlansung 5 jam saja dari pukul 09.30- 14.30 WIB.

About me last afternoon
Mimi seandainya mimi tahu tadi siang kejadiannya bagaimana…??? mungkin Mimi akan tertawa terbahak-bahak seperti biasanya tertawa Mimi yang berada di bawah alam sadar sampai suaranya terdengar ke parkiran. Mimi tadi siang aku makan tidak pakai nasi, cuman soto saja karena makanpun tadi tidak tenang, mungkin jiwa memang ada di tempat soto namun pikiran tidak ada di situ. Padahal mimi tahu kan sebelumnya, aku tidak pernah makan soto tidak pakai nasi, karena tentunya aku tidak akan kenyang. Perut tidak kenyang tentunya akan membuat gelisah dan rungsing pula.
*(rungsing adalah bahasa sunda artinya kesel).  

perut kenyang
Hati tidak tenang
“tidak” masih teriang

For Mimi
Jika maav hanyalah sebuah ucapan bukan suatu tidakan, sepertinya percuma saja meminta maav. Namun rasanya tidak tenang pula jika tidak minta maav, karena sudah hukum alamnya yang salah harus minta maav dan yang diminta maav pun harus memberi maav hehee… 

Maav yah Mi, jika tadi siang telah berubah menjadi yang antagonis dan apatis. Sekali lagi maav

Aku tahu mungkin kisruh memilih meja makan ini akan aku sulit temui lagi dikemudian hari. Hal semacam ini yang akan sangat-sangat dikangenin dikemudian hari kelak, jika sang waktu memang telah tiba untuk menjemput Mimi ke Ibukota.

2 komentar:

  1. hehehe... alhamdulillah kalian udah baikan
    seneng deh dengarnya... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah... aku udah baikan karena mimi baca tulisan aku tentang "berusada dan Berdoa (Aku belajar dari Mimi)" kita langsung cantelan tangan, kadang kelakuan kami memang suka seperti bocah heheee...

      mksh telah mampir ke rumah aku

      Hapus