Hari ini sepertinya ada yang kurang
beres pada diri gw. Eittssss… jangan salah paham dulu bukan maksudnya
ketidakberesan ini bukan karena otak gw yang tidak beres hahaa…. atau karena gw
salah minum obat atau juga karena gw baru mendapat nasihat dari langit. Hari
ini bisa meyakinkan diri kalau sekarang lagi keadaan sadar dan sehat walafiat.
Maksudnya gw ini, biasanya saat
giliran kerja dinas malam, paling gw tunggu-tunggu sepanjang pergantian dinas.
Namun tidak begitu untuk kali ini. Kali ini gw berusahan sekuat diri untuk
tidak dinas malam dikarenakan ada alasan tertentu, tepatnya teman kosan gw yang
juga adik tingkat sewaktu kuliah minta gw untuk menjelaskan beberapa materi
kuliah. Padahal sebenarnya alasan itu sangat tidak layak untuk gw ungkapkan,
karena gw juga bukanlah orang yang lulus dengan menyandang cumlode.
Pikiran itu berusaha gw hapus dalam
tempurung kepala ini, dengan i’tikad membantu gw menyanggupi permintaan mereka.
Walaupun sejujurnya gw malu dengan hal ini, karena gw sendiri sewaktu kuliah
banyak bertanya kepada beberapa teman yang paham akan hal itu. Yahhh, I’tikad
gw saat ini hanya ingin berusaha membantu dengan alasan jika kita mau membantu
orang lain semoga segala urusan dan keinginan gw saat ini bisa tercapai dan
terwujud dengan lancar aminnn…
“Emangnya lo ingin apa sich…???”
berkata dalam hati… hati juga menjawab: “ gw ingin ini… gw ingin itu…
sepertinya tidaklah cukup untuk menuliskan keinginan gw pada selembar kertas
ini”. Terlalu angkuh jika gw harus mengucapkan keinginan gw yang muluk-muluk.
Sebenarnya keinginan gw gk ribet sich menurut gw itu juga, cuman untuk mencapai
itu sangat ribet juga. Ya udahlah pusing juga kalau sudah ngomong antara ribet
dan gk ribetnya, gk usah ribut mendingan ganti trend topic saja.
Kehadiran gw di dinas sore ini ada
sedikit beralasan lain, gw ingin merasakan senyum yang hadir sore hari sebelum
senyum itu akan direbut oleh waktu. Saat yang namanya waktu tiba menjempunya
sepertinya tidak akan bisa lagi senyum mengembang dari pipi. Jadi saat ini gw
kira, gw tidak punya cukup waktu untuk bisa senyum. So, gw ingin memanfaat sisa
waktu yang sedikit ini dengan sebaik-baiknya.
Bukannya gw luebayyyy atau terlalu
mendramatisir, tapi ini yang gw rasakan. Konon ini terjadi bukan karena urat
senyum gw yang akan putus atau gw akan mati rasa sehingga tidak bisa senyum
kembali atau gw akan menjadi angkuh sehingga sulit untuk sedikit senyum akan atau
bahkan karena ketidaknyamanan ini yang akan membentuk gw menjadi pribadi yang
apatis. Pernyataan itu semua di atas semoga dijauhkan dari diri gw, ayo mulai
kepalkan tangan dan ketuk meja atau tembok yang berada paling terdekat sambil
berucap “pait-pait” jabang beybehh… Konon lagi tetapi senyum yang selalu hadir
saat sore hari itu akan sirna seiring dengan waktu.
Hati ini bertanya: “Apakah makna
senyum itu begitu penting…”. Hati ini juga segera menjawabnya: “yah…”.
Berjuta makna senyum
yang berarti
Berjuta senyum yang
mengembang dari diri
Namun Taukah…?
Senyum apa yang hendak
mengembang itu…?
Senyum kebahagian,
dibalas dengan ucapan Allhamduliah
Senyum semu untuk menutupi
lukanya, dibalas dengan ucapan subhanalloh.
Senyum tulus, senyum semu, senyum
kesopanan, senyum sinis atau apalah. Satu yang gw inginkan adalah senyum tulus,
tulus orang lain memberi senyum kepada gw dan tulus pula gw memberi senyum
kepada orang lain deal bukan…
Satu hal yang menjadi polemik gw saat
waktu gw telah habis untuk senyum itu datang yaitu gw takut tidak bisa
memberikan senyum tulus. Gw terlalu takut dengan sebuah bayangan semu yang akan
menjadi bayang-bayang gw setiap harinya.
Upaya gw untuk memaksimalkan waktu
yang gw punya ini yang tinggal sebentar yaitu dengan gw hadir di sore hari. Gw
rela harus melawan ngantuk dan membuka kelopak mata lebar-lebar supaya gw bisa
hadir di sore hari ini, supaya gw masih memiliki senyum yang tulus yang akan
menghiasi sore itu.
Setelah itu gw pasrah tidak bisa
berbuat apa-apa lagi jika saatnya waktu itu akan pergi juga. Pergi dan tak akan
kembali, pergi hilang di pelupuk mata ini.
Gw tidak akan berusaha mencegah waktu
itu tidak akan pergi, terlalu egois jika gw sampai menghentikan waktu tersebut.
Apapun yang akan terjadi esok hari
Waktu yang gw miliki semakin sedikit
Setidaknya gw tidak akan menyesalinya
Setidaknya gw sudah merasa puas dengan
senyum yang selalu di tebar di sore hari itu.
Note:
Marilah untuk menebar senyum selama
senyum itu masih hadir di tengah-tengah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar