Jenis Film : Drama/family
Produser : Sarjono Sutrisno
Produksi : Skylar Pictures
Surat kecil untuk Tuhan, merupakan Film
yang saya tonton bersama rekan kerja saya yaitu mba Ratri. Pada awalnya saya
ingin menontonnya namun tak ada teman yang menemani. Eh, akhirmya mba ratri
mengajak saya untuk menonton film ini. Sewaktu menonton film ini mba ratri
nangis sampai kejer, seperti orang yang bener-bener berduka. Memang sih, itu
film itu pada tengah-tengah sedih. Untuk seorang ibu-ibu seperti mba ratri,
pastinya menonton film ini akan hujan air mata. So, udah pasti jiwa ibu-ibu
akan keluar.
Film itu menceritakan seorang remaja
berumur 13 tahun yang menderita penyakit kanker. Pastinya bukan kanker (kantong
kering), heheee. Jenis kanker yang diidap oleh keke yaitu Rhabdomyosarcoma
(Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Kanker itu menggerogoti matanya, hingga
bengkak. Keke, dalam suasana sakit seperti itu ternyata dalam keluarganya
sedang tidak harmonis. Setiap hari ibu dan bapaknya berantem sampai pada
akhirnya mereka berpisah. Kaka laki-laki keke, setiap hari menghabiskan
waktunya diluar rumah karena dia juga tidak menyukai kondisi rumah yang lagi
memanas diantara kedua orang tuanya.
Namun ditengah kondisi sakit itu
semangat belajar keke masih menyala, sampai-sampai keke pun masih memegang
juara pertama di kelas. Heran campur bangga orang tua nya keke. Bapaknya keke
yang juga kepala yayasan tempat keke sekolah merasa heran kalau keke bisa juara
pertama. Ayah keke berkata kepada wali kelas keke: “ jangan karena saya menjadi
kepala yayasan ini dan kasihan pada keke, lantas keke diberi juara satu di
kelasnya”. Wali kelasnya menjawab: “pak, ini bukan nilai karena bapak kepala
yayasan ini dan juga bukan karena kasihan pada keke. Namun memang murni ini
adalah hasil keke sendiri. Ini adalah daftar nilai keke”. Itu sepertinya menjadi pesan singkat
dalam film ini, semangat blajar harus tetap berkobar walaupun kondisi kita
selagi sakit namun kita harus tetap semangat.
Keke tetap belajar dengan meminjam buku
catatan dari temannya dan memaksa untuk ikut ujian nasional. Walaupun
kondisinya sudah tidak memungkinkan. Keke selalu bilang ingin seperti
bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan. Keke dengan berlumuran darah yang
keluar dari hidung tetap ikut ujian nasional. Namun sesudahnya ujian nasional
keke pingsan, dan dilarikan ke rumah sakit, sampai akhirnya menutup mata untuk
selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar