Surpriseeeee…!!!,
kali ini surprise yang aku terima dari keluargaku berbeda dari biasanya, jika
biasanya aku menerima surprise dari keluarga jika aku ulang tahun atau aku
rengking 1 di sekolah. Namun kali ini tidak keduanya, waktu itu aku kelas 3 SMA
dan sudah detik-detik mau Ujian Nasional, sekolahku mengumumkan siapa saja yang
ingin ikut PMDK ke perguruan tinggi...??? Saat ada pengumuman itu aku masih
cuek-cuek saja karena aku masih bimbang dalam memilih universitas dan jurusan.
Namun jelang beberapa hari setelah itu ada sosialisasi dari beberapa perguruan
tinggi ke sekolah. Sosialisasi tersebut dilaksanan oleh alumni sekolah yang
sedang menempuh kuliah di perguruan tinggi tersebut.
“Assalamuailakum” sapa kakak yang
memakai jas almamater biru dongker itu kepada kami semua. “waalaikumsalam”
jawab kami secara serempak. Yah, ternyata kakak-kakak itu adalah kakak kelas
kami yang sedang kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) sebut saja namanya
Kak Aisyah dan Kak Joffa. Mereka memperkenalkan IPB dan jurusan-jurusan favourite
kepada kami, Kak Aisyah dan Kak Joffa mengambil jurusan kehutanan mendengar
penjelasan mereka aku semakin tertarik untuk kuliah di IPB dan ingin juga
mengambil jurusan kehutan juga. Keinginan itu masih aku simpan dalam hati saja,
karena aku tahu ini pasti tidak mungkin karena Bapak menginginkan aku kuliah di
Universitas Pendidikan Indonesia UPI supaya nantinya kelak menjadi guru sama
seperti Bapak. Hari itu pun berakhir, beberapa hari aku tidak terlalu semangat
seperti biasanya karena aku masih kepikiran tentang ingin kuliah di IPB dan mencoba
ikut PMDK.
Hari ini adalah hari kamis dan besok
hari jumat adalah penutupan pendaftaran PMDK. Aku masih bimbang dan tidak
berani untuk mengutarakan kepada orang tua tentang keinginan kuliah di IPB ini.
Entah itu ada suntikan keberanian darimana, aku semakin yakin untuk memilih IPB
sebagai tempat aku mencari ilmu di bangku kuliah. Aku bertekad ingin mendaftar
PMDK ke IPB. Semaleman secara sembunyi-sembunyi aku mengumpulkan beberapa
persyaratannya dan aku berangkat pagi-pagi ke rumah nenek untuk meminjam uang
untuk mendaftar PMDK, waktu itu bayar administrasinya sebesar RP 150.000,00 aku
menceritakan kepada nenek tentang keinginan ini dan meminta untuk
merahasiahkannya dari mamah dan Bapak. Aku janji akan mengembalikan uang
tersebut dengan mengumpulkan uang jajan setiap harinya. Akhirnya nenek tidak
keberatan untuk meminjamkan aku uang.
Jam Pelajaran pertama aku tidak ikut
berlajar, aku izin pada guru yang bersangkutan karena sedang mengumpulkan
persyaratan mengikuti PMDK di ruang Bimbingan Konseling (BK) dengan teman-teman
yang lain. Pengiriman berkas PMDK akan dikirimkan secara kolektif dari sekolah
dan pembayaran uang administrasi pun akan dikordinir oleh sekolah. Namun
pengumumannya akan dikirim ke sekolah dan ke alamat rumah.
Selang sebulan dari pengiriman berkas
PMDK, tiba-tiba sepulang sekolah Mamah menyodorkan amplop besar bewarna
cokelat. Itu adalah surat balasan dari IPB bahwa aku di terima PMDK. Luar biasa
senangnya, namun masih ada ketakutan aku, Bapak tidak mengizinkan aku untuk
kuliah disana. Sebulan setelah surat tersebut datang aku harus sudah registrasi
kembali dan jika dalam waktu tersebut tidak registrasi maka aku dinggap gugur.
Minggu terakhir registrasi aku belum mendapatkan izin dari Bapak. Hingga sempat
aku putus asa dan sedih. Namun disamping itu aku pun sudah mau daftar SPMB
dengan memilih UPI seperti keinginan Bapak.
Hari kedua terakhir registrasi
tiba-tiba keajaiban datang entah darimana, mamah menyuruh ke kantor pos untuk
mengirimkan formulir registrasi dan setelah itu mengajak ke Bank untuk
mentrasfer uang bangunan untuk aku kuliah di IPB. Senang campur kaget mewarnai
perasaan aku, seketika aku mencium Mamah tanda perasaan gembira. “Sana
berterima kasihlah sama Bapak, karena Bapak telah mengalah dan menuruti
kenginanmu Nak” minta mamah padaku. “baiklah” jawab aku. Aku menunggu-nunggu bapak
pulang dari Sekolah tempat Bapak mengajar untuk mengucapkan terima kasih banyak
Bapak telah mengizinkan aku sekolah di IPB.
“Assalamuilakum” kata Bapak sebagai
tanda bahwa Bapak telah datang. Aku menyambut bapak dengan sumringah dan
memeluk Bapak mengucapkan terima kasih. Esok harinya aku pergi ke Bogor
ditemani dengan kakak ipar untuk mencari kosan. Sepulangnya dari Bogor, di
rumah rame dan banyak sodara-sodara serta mamah membuat nasi kuning, aku heran
dan bertanya-tanya ada acara apa…????. “mah, ada acara apa…???” tanyaku, “entar
malam mau ada acara syukuran, pengajian sekeluarga saja dan tetangga yang dekat
rumah”. Bapak mengahampiri aku yang sedang melihat mamah sedang merapikan
kue-kue. “Nak, bapak sama mamah sengaja
membuat acara syukuran ini untuk kamu, karena kamu berhasil keterima PMDK di
IPB” ucap bapak pada aku.
Mendengar ucapan Bapak itu acara
syukuran ini adalah kado terindah untuk aku. Sungguh SURPRISEEEEE, senangnya
luar biasa. Sudah dapat izin dari Bapak saja untuk kuliah di IPB sebenarnya
sudh cukup untuk aku. Eh ini diadakan syukuran, berarti akan banyak doa yang
mengalir yang akan mengantarkanku pergi kuliah ke Bogor.
Itulah kilasan cerita aku saat
mendapatkan kejutan terbaik dari
Mamah dan Bapak.