Penghujung tahun 2012 layar bioskop
Indonesia menyajikan beberapa film Indonesia setelah sebelumnya film 5 cm, maka
di tanggal 20 Desember ini premiere film Ainun & Habibie. Film Ainun &
Habibie ini diangkat dari buku Ainun & Habibie, yang berisi cerita awal
pertama Ainun dan Habibie bertemu sampai akhirnya maut memisahkan. Film ini
dibintangi oleh Reza Rahadian menjadi tokoh utamanya sebagai Rudi habibie dan
Bunga Citra Lestari yang menjadi tokoh Ainun.
Sinopsis
Film ini bercerita tentang awal
pertama Ainun dan Rudi Habibie bertemu, saat
masih satu sekolah, Rudi Habibie menjadi kakak kelas Ainun. Ainun dan
Rudi Habibie di sekolah dikenal sebagai siswa yang pandai, sehingga ada salah
seorang gurunya yang berkata “kalian adalah pasangan yang cocok”. Saat disekolah
Rudi Habibie pernah diajak taruhan sama teman-temannya supaya beliau mengejek Ainun
dan bilang tidak cantik, semula teman-temannya Rudi mengira kalau Rudi tidak
akan berani mengatakannya. Saat Ainun lagi berbincang-bincang dengan temannya
dan Rudi lagi berjalan bersama temannya pula, tiba-tiba Rudi menghampiri Ainun,
“Hei Ainun, kamu jelek, hitam lagi, tidak cantik”.
Sejak saat itu mereka tidak pernah
ketemu lagi, sampai Ainun kuliah dan lulus di Universitas Indonesia mengambil
jurusan kedokteran dan Rudi habibie kuliah S1 di Jerman mengambil jurusan
pesawat terbang. Saat itu kakaknya Rudi disuruh ibunya untuk mengantarkan
makanan kepada keluarga Basari yang tiada lain adalah kelurganya Ainun. Rudi
Habibie yang saat itu ikut ke keluarga Basari dan nunggu di mobil, karena
kakaknya lama sekali didalam rumah kelurga Basari, maka rudi Habibie memutuskan
untuk menyusulnya ke dalam rumah keluarga Basari, karena saat itu pintu rumah
kebuka dan terdengar suara mesin jahit dengan seorang perempuan sedang menjahit,
perempuan itu adalah Ainun, seketika saat melihat perempuan itu, Rudi Habibie
langsung mengenalinya dan berkata “Gula Jawa sudah berubah jadi gula pasir,
Ainun cantik sekali” ucap Rudi Habibie. Itu merupakan pertemuan pertama setelah lulus SMA, singkat
cerita Rudi Habibie melamar dan menikah dengan Ainun kemudian ikut tinggal di
Jerman.
Hidup sebagai pasangan pengantin baru
berada di Negara orang yang jauh dari campur tangan kedua keluarga yaitu
keluarga Habibie dan Kelurga Basari. Mereka hidup sederhana, karena saat itu
Rudi Habibie masih menyelesaikan program S3 dan bekerja di kampus membantu
proyek dosen. Hidup di jerman dilalui dengan lika liku kehidupan terutama
persoalan ekonomi yang terus melilit setelah hadirnya Ilham dan Thareq. Namun Ainun
dan Habibie pantang menyerah. Habbie terus mencari penghasilan tambahan di luar
pekerjaan utamanya yaitu menyelesaikan program S3 sedangkan Ainun di rumah
mengurusi anak-anak.
Sinopsisnya bersambung dulu yah, nanti
dilanjut lagi
Kelebihan
Saat menonton film ini seperti sedang
menonton sejarah Indonesia. Selain itu saat Rudi Habibie presentasi di
Perusahaan kereta api di jerman, penbaran rumus fisikanya detail sehingga seperti
sedang belajar fisika.
Kekurangan
Artis yang dipilih untuk memerankan
tokoh Ainun sungguh disayangkan kenapa harus Bunga Citra Lestari…??? Menurut
pendapat saya Ainun adalah sosok yang intelektual, penuh dedikasi dan lembut
kurang cocok jika diperankan oleh Bunga Citra Lestari, saya lebih setuju jika
yang memerankan tokoh Ainun itu adalah Dian Sastrowardoyo.
Saya mendengar beberapa alasan
teman-teman saya yang tidak menonton film ini karena pemeran Ainun nya adalah
Bunga Citra Lestari. Sebenarnya alasan teman-teman saya yang seperti itu adalah
salah besar, kalau tidak mau menonton jangan menyalahkan karena tokohnya siapa.
Akan tetapi saya sangat menyangkan jika tidak menonton film ini.
Pemilihan Aktor yang memerankan Ilham
dan Thareq kurang pas, pada film itu Reza Rahardian yang memerankan tokoh Rudi
Habibie terlihat lebih muda di bandingkan dengan yang mmerankan tokoh Ilham dan
Thareq. Seharusnya kan tokoh Bapak lebih terlihat tua dibandingkan dengan
anaknya.
Saya kurang setuju saat adegan di
Jerman, Rudi Habibie pulang larut malam dengan kaki berdarah karena sepatu yang
dipakainya bolong sedangkan di luar sedang turun salju dan udara begitu dingin
sedangkan Ainun menunggu Rudi Habibie datang sambil membuat sayur sop untuk
makan malam. Setibanya di rumah, melihat kaki rudi Habibie berlumur darah dan
sepatu bolong, Ainun menangis dan minta pulang ke Indonesia. “aku ingin pulang
ke Indonesia, jerman adalah duniamu bukan duniaku sementara dunia aku adalah
Indonesia” ucap Ainup saat itu kepada Rudi Habibie.
Adegan itu berbeda dengan bukunya,
kebetulan saya membaca bukunya juga. Pada bukunya kalau Ainun itu adalah sosok
yang tidak pernah mengeluh dan selalu sabar walaupun saat itu keadaan
ekonominya sedang buruk.
Selain itu juga saya tidak setuju
dengan sosok wanita yang buka baju depan Rudi habibie di kantornya. Adegan itu
kalau saya perhatikan di dalam bukuya tidak ada yang seperti itu. Walaupun
sebenarnya adegan itu sengaja diadakan untuk menuai konflik.
Ada beberapa adegan saat perbincangan
Ainun da Habibie dengan sebutan “aku dan kamu”, rasanya janggal jika panggilan
mereka seperi itu. Namun saya juga tidak tahu pasti apa memang seperti itu
panggilannya atau pangggilan tersebut hanya terjadi di filmnya saja.
Hal
yang Mengganggu saat Film Berlangsung
Film tentunya tidak akan terlepas dari
yang namanya sponsor. Sponsor utama dari film ini yaitu wardah. Ada beberapa
adegan yang mengganggu saat berlangsungnya film yang diakibatkan oleh ulah
sponsor. Adanya sponsor tidak salah malah sangat membantu, namun seharusnya
masuknya ke dalam film juga jangan terkesan dipaksakan dan tidak masuk akal.
Pertama,
saat Thareq memberikan hadiah satu box
chocolatos kepada Ainun &
Habibie, terkesan dipaksakan karena pada saat itu chocolatos belum ada sehingga tidak masuk akal jika pada zaman itu chocolatos sudah ada.
Kedua,
saat
penggunaan e-toll itu juga terkesan dipaksakan dan tidak masuk akal karena pada
saat itu layanan e-toll belum ada.
Ketiga,
saat Ainun mau pidato dalam peresmian yayasannya, Ainun juga di makeup oleh tim
wardah, padahal sebenarnya saat itu wardah belum ada di masa itu. Hal ini pula
pesan sponsor yang dipaksakan.
Keempat,
Majalah
yang dibaca oleh Ainun ternyata majalah femina, apakah mungkin saat itu majalah
femina sudah ada dan benar di baca oleh Ainun.
Penilaian
All
out
acting dari Reza Rahardian bagus sementara Bunga Citra Lestari menurut saya
kurang menghayati perannya sebagai Ainun.
Bintang 3 untuk film Ainun &
Habibie, dari segi cerita yang disampaikan bagus sampai membuat saya terharu
dan berharap memiliki cinta sejati seperti itu, akan tetapi jika ini film bukan
menceritakan tentang tokoh nasional Habibie yang merupakan orang jenius di
Indonesia dan juga mantan Presiden Indonesia ke 3 apakah saya akan memberikan
bintang 3 juga…??? Kalau itu jawabannya entahlah. Saya tidak tahu, memberikan
bintang 3 ini berdasarkan penilaian subjektif atau objektif.
Pesan
yang disampaian
Habibie akan pulang ke Indonesia jika
bangsa Indonesia yang memanggilnya dan membutuhkan kehadiran dirinya. Oleh
karena itu setelah surat perintah dari presiden Soeharto yang meminta Habibie
untuk pulang karena bangsa Indonesia membutuhkan dirinya untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka habibie pun tidak butuh waktu laa untuk
langsung pulang ke Indonesia bersama Ainun, Ilham dan Thareq. Pesan yang hendak
ingin disampaikan dari ini ialah untuk lebih mencintai tanah air.
Habibie dan Ainun adalah satu bahkan
saat Ainun terbaring di rumah sakit Habibie tidak ernah meninggalkannya. Solat
berjamaah bersama dan pernah membantu Ainun untuk mengambil wudu. Saat habibie
sibuk dengan urusan kenegaraan Ainun degan setia menemaninya kemanapun Habibie pergi.
Pesan yang hendak ingin disampaikan yaitu cinta sejati dan kesetian.
Kesehatan adalah segala-galanya,
walaupun Ainun sudah pernah di perasi pengangkatan Ovarium namun tetap harus
waspada kangker itu datang kembali. Akivitas yan berjibun walaupun beliau
adalah orang jenius namun tetap harus istirahat yang cukup dan di supplai
dengan multivitamin supaya badan tetap sehat saat bekerja. Pesan yang hendak
ingin disampaikan harus lebih menjaga kesehatan
Hal
yang menyentuh
Saat adegan Indonesia lagi guncang
terjadi demo dimana-mana. Bermalam-malam Rudi Habibie menghabiskan waktunya di
ruang kerja rumahnya dengan ditemani buku yang tebal tanpa tidur dan istirahat.
Ainun berkata “Pah, kamu ini bukan superman, kamu itu pemimpin Negara bagaimana
bisa kamu pimpin 200 juta orang sementara kamu sendiri tidak bisa pimpin
tubuhmu sendiri”
Saat Ainun diberitahu dokter rumah
sakit mengindap kangker ovarium stadium 3 dan sahabatnya Ainun menyarankan
untuk memberitahu Rudi Habibie tentang penyakit yang dideritanya. Saat itu
Ainun menjawab “aku ini harus kuat bangsa ini sedang membutuhkan suamiku”
Sebelum Ainun pergi ke Jerman untuk
berobat, beliau menulis resep obat yang biasa Rudi Habibie minum. Resep itu
ditulis diatas kertas lalu disimpan di atas meja kamar tidurnya dengan judul
“Obat untuk Bapak”.
Saat Ainun terbaring di rumah sakit di
Jerman pertama kali sadar yang ditanyakan oleh Ainun “kamu sudah minum obat”,
Rudi habibie pun menjawab “hei aku ini tidak sakit, jangan pikirkan saya, kamu
harus kuat”. Ainun dengan terbata-bata menjawab “kamu jangan takut kehilangan,
kita ini satu”.
Rudi Habibie memutuskan untuk tidak
mencalonkan lagi sebagai presiden Repubilik Indonesia. Setelah itu Ainun da
Habibie pergi ke PT Dirgantara Indnesia disana Habbie meneteskan air mata “jka
bangsa ini percaya pada pesawat N-250 ini maka perekonomian Negara akan
berkebambang dan akan lebih diakui olehbangsa lain” ucapnya kepada Ainun.
Hal
yang didapat setelah menonton Film Ini
Ini saya menulis dari kacamata saya
sendiri, ternyata menjadi menteri, menjadi orang nomor satu bahkan keluarga
dari orang nomor satu Indonesia itu tidak enak karena banyak waktu yang tersita
yang seharusnya untuk keluarga malah terbagi untuk Negara juga.
Quote Notes
Kamu itu orang yang paling keras
kepala, namun apabila aku harus mengulangi hidupku aku tetap akan pilih kamu.
Saran
Berbicara dari kacamata saya sendir
saya menyarankan untuk membaca bukunya juga “Habibie & Ainun” karena
dibukunya lebih dijelaskan kronologi kejadiannya. Sebenarnya wajar saja jika
buku yang setebal 323 halaman di buat film dengan durasi 1,5 jam lebih
dipersingkat isi ceritanya.
selalu ada yg sdkt berubah ya kl sebuah buku di filimkan bahkan utk sebua kisah nyata sekalipun..
BalasHapusSemoga bisa mendapatkan pasangan hidup yang setia dan saling membahagiakan seperti Pak Habibie...:)
BalasHapus